Categories
Seni

Gerakan Seni Rupa Bogor

Gerakan Seni Rupa Bogor (GSRB) adalah kolektif yang terdiri dari seniman, manajer seni, desainer grafis dan penulis. Dibentuk pada 2016, GSRB berfokus pada pengembangan ekosistem seni rupa di Bogor melalui pameran, diskusi, lokakarya dan riset, yang berkolaborasi dengan berbagai pelaku kreatif di Bogor.

Sejak awal terbentuknya, GSRB telah mengadakan berbagai kegiatan pameran seni rupa yang mengundang berbagai perupa asal Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Jakarta yang telah berkiprah di kancah nasional dan internasional. Beberapa pameran yang digelar antara lain Hujan Keras! Exhibition (2016), Ngariung Dina Huis (2017),  People Exhibition (2017), dan pameran tunggal seni lukis bertajuk “Reminiscence of Darkness” (2019).

Selain itu, GSRB pun memiliki program “Gossip Mandor” yang merupakan kegiatan diskusi berkala bagi praktisi seni dan budaya untuk mempresentasikan fokus yang sedang digeluti oleh masing-masing. (sumber: www.gerakansenirupabogor.com)

 

Categories
Seni

Gebyar Musik Akhir Tahun 2019

Categories
Seni

Kota Bogor kembali menyuguhkan Festival Kemasan Seni Pertunjukan 2019

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor kembali menyuguhkan Festival Kemasan Seni Pertunjukan guna memberi ruang pada para pelaku seni dan mendorong mereka menggali serta menciptakan karya-karya seni baru yang otentik, di gedung Kemuning Gading, Rabu (28/11/2019) malam.

Kepala Disparbud Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengatakan bahwa tujuan utama festival ini antara lain untuk memberikan ruang apresiasi bagi para pelaku seni di Kota Hujan yang rutin setiap tahun diselenggarakan.

“Yang dimaksud kemasan disini adalah inovasi. sehingga para pelaku seni harus mampu menciptakan inovasi-inovasi baru dalam seni yang ditampilkannya, tidak boleh mencontek atau menyadur dari karya orang lain, harus murni karya sendiri,” katanya.

Shahlan juga menuturkan bahwa dirinya sangat puas dengan kreativitas dan inovasi yang telah ditampilkan para peserta tahun ini. Tidak saja menarik secara visual, namun sarat nilai seni dan kemasannya.

“Sanggar-sanggar sangat begitu kreatif dan inovatif dalam memberikan suguhannya di acara Festival Kemasan Seni Pertunjukan kali ini. Semuanya tampil sangat memukau dan menyulitkan dewan juri dalam memberikan penilaian, karena secara poin pun tidak terlalu jauh,” tuturnya.

Dari sembilan sanggar tari yang mengikuti Festival Kemasan Seni Pertunjukan tahun ini, Sanggar Bagaskara berhasil tampil menjadi penyaji terbaik dalam Festival Kemasan Seni, Sementara Sanggar Gapura Emas dari Kabupaten Sukabumi berhasil mendapatkan penghargaan sebagai koreografer terbaik.

Sedangkan penghargaan musik terbaik diraih Sanggar Dewi Ulum, penghargaan artistik terbaik diberikan kepada Sanggar Dewi Sri, dan Sanggar Gandes Pamantes berhasil meraih penghargaan untuk naskah terbaik.

Perlu diketahui, Selain dihadiri langsung Kepala Disparbud Kota Bogor, Festival Kemasan Seni Pertunjukan juga turut disaksikan Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B) Usmar Hariman dan Kasie Pengembangan Seni Perfilman dan Kelembagaan pada Disparbud Kota Bogor Sanusi serta ratusan penonton dan masing-masing pendukung sanggar.

“Melalui Festival Kemasan Seni Pertunjukan diharapkan lahir karya-karya baru yang akan menambah khasanah kekayaan seni budaya di Kota Bogor khususnya dan Jawa Barat pada umumnya,” tandas Shahlan.

Sumber: https://telegraf.co.id/bogor-kembali-menyuguhkan-festival-kemasan-seni-pertunjukan-2019/

Categories
Seni

DK3B Luncurkan Buku Peta Seni Rupa Bogor

Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B) meluncurkan sebuah buku bertajuk ‘Membaca Peta Seni Rupa Bogor’ yang disusun seniman sekaligus pemerhati Seni Rupa Bogor, Yana Wiyatna Sutjipto, dan Rifky Setiadi pada tanggal 5 Agustus 2019 bertempat di Gedung Kemuning Gading dalam acara yang bertajuk “Riung Rupa 2019”.

Acara yang dikemas dalam bentuk pameran 27 perupa Bogor pada 5, 6 dan 7 Agustus 2019, “Selain pameran, kita juga adakan saresehan seni rupa,” kata Yana

Yana salah seorang penyusun mengungkapkan, buku tersebut berisikan rekam jejak dan eksistensi 27 perupa Bogor dari masa ke masa. Proses penyusunan buku tersebut memakan waktu cukup panjang. Selama satu tahun dirinya bersama bersama Rifky melakukan penelitian dan menelisik keseharian para perupa Bogor.

Ia menyebut, selain menceritakan keseharian dan eksistensi perupa, di dalam buku tersebut terdapat makalah yang salah satunya ditulis oleh seniman sekaligus dosen jurusan Desain Produk Universitas Trisakti Jakarta, Gihon Nugrahadi.