Hallobogor.com, Bogor – Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B) menggelar sarasehan “Ngaguar Budaya Sunda Pikeun Mulangkeun Jati Diri Ki Sunda” (Mengungkap Budaya Sunda untuk Mengembalikan Jati Diri Ki Sunda). Kegiatan ini dilaksanakan di Balaikota Bogor, Minggu (27/8/2018).
Melalui sarasehan ini, diharapkan masyarakat Sunda di Bogor bisa memgembalikan jati dirinya sebagai Ki Sunda (orang Sunda) yang cenderung luntur akibat tercerabut oleh pengaruh budaya luar.
Ketua pelaksana sarasehan yang juga Ketua Komisi Sastra DK3B, Galih Aria Putra, mengatakan, belum semua orang Sunda khususnya di Kota Bogor memahami tentang keberadaan bahasa induk, terlebih berkaitan dengan sastra Sunda.
“Di sini kami ingi membuka pemahaman bagi masyarakat Sunda tentang pentingnya mempertahankan jati diri Sunda di tengah derasnya pengaruh budaya kekinian,” ucapnya.
Jati diri atau asal-usul Ki Sunda, kata Galih, sangat penting dipahami oleh masyarakat Sunda sendiri. Dengan begitu akan timbul rasa menghargai dan mencintai budayanya sendiri. Sehingga, jati diri ini bisa menjadi benteng sekaligus penyaring derasnya budaya luar.
Sementara Ketua Harian DK3B, Arifin Himawan, menambahkan, diskusi dengan menghadirkan para budayawan, sastrawan, serta tenaga pendidik di Kota Bogor ini dalam upaya membangkitkan kembali semangat melestarikan budaya Sunda yang tersisihkan karena desakan modernisasi dan globalisasi.
“Kami sangat prihatin anak-anak muda zaman now sudah melupakan budaya lokal. Kami harapkan kegiatan ini ditularkan oleh guru-guru kepada muridnya di sekolah,” kata pria yang biasa di sapa Ahim ini
DK3B juga mendorong Dinas Pendidikan agar sastra Sunda masuk dalam kurikulum di setiap sekolah agar anak mengenal dan mencintai bahasa lokal.
“Fakta yang terjadi sekarang ini pelajar sudah mulai tidak bangga dengan jati diri mereka sebagai orang Sunda,” ujarnya.
Untuk mengenalkan sastra Sunda, kata Arifin, rencananya DK3B membuat buku tentang sastra Sunda untuk kemudian dibagikan ke dinas terkait. “Kalau memadai akan dibagikan juga ke sekolah-sekolah,” pungkasnya. (dns)