DK3B, PHRI dan Instansi Komitmen Memajukan Seni Budaya
BOGOR – Diskusi Sinergitas Pariwisata dengan Seni Budaya pada Rabu (12/12) di Ruang Rapat I Balaikota, Bogor menghasilkan komitmen penting dalam pemajuan seni budaya di Kota Bogor melalui industri pariwisata.

Diskusi yang digagas oleh Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B) bersama dengan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor ini merupakan upaya pemberdayaan potensi seni budaya di Kota Bogor yang dihadiri oleh organisasi, instansi dan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang memiliki kepentingan dan kepedulian terhadap pariwisata, seni dan budaya di Kota Bogor. Selain para pengurus DK3B dan Disparbud Kota Bogor, hadir juga perwakilan PHRI dan IHGMA (Indonesia Hotel General Manager Association) Chapter Bogor, Disdik Kota Bogor dan penggiat wisata, komunitas, praktisi seni dan budayawan.

Dalam sambutannya, Ketua Umum DK3B, Usmar Hariman mengungkapkan pentingnya menjawab tantangan pemajuan budaya. “Melalui Undang-undang No 5 Tahun 2017 tentang pemajuan budaya, semua pihak harus mulai membangun sinergitas yang lebih kuat lagi demi pertumbuhan pariwisata Kota Bogor ke depan,” ungkapnya. Ia menegaskan, DK3B melalui Festival Tunggul Kawung berupaya menjawab tantangan sekaligus membuka peluang meningkatkan kunjungan wisata ke Bogor melalui kompetisi alat musik tepuk tradisional. Festival ini akan berlangsung pada Rabu, 19 Desember 2018 mendatang.

Sementara dalam kesempatan diskusi, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi mengungkapkan pihaknya optimis dapat meningkatkan angka kunjungan wisata sekaligus menggenjot peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tidak hanya itu, ia juga menyebutkan Kota Bogor dinilai sangat berkembang dalam kegiatan seni budaya. “Potensi seni budaya kita sangat diperhitungkan dan dinilai sangat baik di tingkat Jawa Barat,” ujarnya.

Sementara Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor menilai unsur budaya saat ini tidak bisa dilepaskan dari dunia pariwisata, termasuk perhotelan. “Upaya mensinergikan budaya ke dalam Paket hotel dan pariwisata, sudah prnah menjadi bagian dari wacana PHRI yang kini seharusnya akan lebih mudah terwujud melalui sinergitas ini”, papar dr Yuno Abeta Lahay.

Sementara, Miko yang mewakili Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menilai dunia pendidikan memiliki kepentingan khusus di Wilayah kebudayaan dalam kaitannya membangun siswa berkarakter yang salah satunya adalah kesadaran budaya lokal. “Upaya pembinaan melalui Pasanggiri Seni Sunda dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) merupakan bagian dari upaya Disdik yang dilaksanakan berjenjang hingga tingkat nasional dalam membangun karakter siswa, sekaligus mendidik kesadaran dan kebanggaan pada seni budaya bangsa,” urainya. Karena itulah, Disdik Kota Bogor siap melakukan sinergi untuk bekerjasama dengan DK3B dalam memaksimalkan Pengembangan wisata melalui pendidikan seni dan budaya.

Di ujung diskusi, para pemangku kepentingan sepakat menindaklanjuti langkah-langkah strategis untuk bekerjasama memajukan pariwisata Kota Bogor melalui kegiatan dan program seni budaya. Acara diakhiri dengan penandatanganan kesekapatan para pihak dengan Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B) untuk bersinergi dalam fasilitasi pemajuan seni dan budaya di Kota Bogor.

Artikel lainnya